Orang – Orang yang bangun subuh
biasanya pasti Lihat fenomena ini dan biasanya Kebanyakan orang-orang daerah
non Jakarta soalnya Orang-orang Jakarta Kalau bangun Subuh Biasanya Langsung
pergi kerja, Naik kendaraan dan Biasanya sibuk dengan urusanya masing-masing.
Kebetulan gue adalah bukan warga asli Jakarta, Cuman numpang kuliah doank !!
jujur gue nggak pernah lagi lihat fenomena ini semenjak di Jakarta karena biasanya gue bangun subuh pasti udah
sibuk dengan yang namanya urusan gono gini kampus kayak ngebrasso, nyemir
sepatu, pasang atribut, makan , mandi dan lain sebagainya. Namanya juga sekolah
ikatan Dinas agak sedikit beda sih dengan kuliah Negeri #BedanyaBanyaksihSebenarnya.
Lalu Bagaimana Kah Proses yang
menyebabkan Hal itu terjadi??
Kenal dengan yang namanya Siklus
hidrologi atau biasa kita sebut dengan siklus Air, jika belum tahu bisa dibaca
pada postingan gue sebelumnya (Apa Tujuan Tuhan Menciptakan Lapse Rate,KenapaHarus Ada?) disitu ada sedikit penjelasan tentang siklus Hidrologi, Dalam siklus Hidrologi Proses yang paling
utama dalam pembentukan Awan adalah Kondensasi. Kondensasi sendiri adalah
perubahan Uap menjadi Cair atau bahasa simpelnya adalah pengembunan.
Syarat terjadi kondensasi di atmosfer Udara di atmosfer, Harus menjadi jenuh atau mendekati jenuh.
Apa itu kondisi Jenuh??
Jika permukaan air dianggap rata, maka pada temperatur tertentu
molekul-molekul air tersebut bergerak melepaskan diri dari permukaan air ke
udara di atasnya melalui proses penguapan dan kembali masuk ke dalam air
melalui proses kondensasi . Proses tersebut berlangsung terus-menerus ,
sehingga pada suatu saat jumlah molekul uap air yang kembali masuk ke dalam air
pada setiap detik sama dengan jumlah molekul-molekul yang melepaskan diri dari
permukaan air dalam keadaan demikian disebut jenuh atau kenyang pada temp. ttt.
Kalau kalian nggak ngerti dengan
pengertian yang diatas, gue akan beri pemisalanya.
Misalnya Bumi Melepaskan Uap air
sebanyak 100 gram dari hasil penguapan maka nantinya Bumi akan mendapat 100
gram kembali dari hasil kondensasi ( jadi impas gitu) akan tetapi bergantung
pada suhu. Contohnya, suatu parsel udara mencapai jenuh pada saat suhu nya 20
derajat celcius atau 30 derajat celcius, jadi suhu ketika dia jenuh itu
beragam-ragam. Biasanya semakin besar suhu maka Uap air yang dibutuhkan untuk
menjadi jenuh semakin besar pula.
Udara jenuh atau mendekati jenuh dapat berlangsung
dengan adanya :
- Penambahan uap air yang terkandung dalam atm, sehingga udara yang belum jenuh menjadi jenuh
- Pendinginan atau penurunan temperatur sehingga mencapai titik embun .
Apabila kenaikan udara berlangsung terus menerus, pada suatu saat tercapai
suatu temperatur dimana udara jenuh, maka kenaikan atau pendinginan parsel
udara selanjutnya akan menyebabkan kondensasi atau pengembunan yang merupakan
proses terjadinya pembentukan awan.
Bingung??
Sebagai contoh. Mari kita asumsikan bahwa suatu
parsel udara adalah sebuah wadah. Pada contoh dibawah ini gue akan memberikan 2
wadah yang berbeda temperature.
-
Pada wadah A terdapat sebuah parsel udara,
dengan suhunya sebesar 18 derajat celcius dia bisa mencapai jenuh dengan jumlah
molekul uap air sebesar 8 gram.
-
Pada wadah B terdapat sebuah parsel udara,
dengan suhunya sebesar 30 derajat celcius dia bisa mencapai jenuh dengan jumlah
molekul uap air sebesar 12 gram
Mari kita jadikan jumlah Uap air
tersebut menjadi 10 gram. Wadah A mendapat penambahan uap air sedangkan wadah B
mendapat pengurangan. Maka yang terjadi adalah :
-
Pada wadah A karena uap air menjadi 10 gram pada
suhu 18 derajat celcius dimana pada suhu tersebut saja udara telah mencapai
titik jenuh artinya RH nya telah mencapai 100 persen maka uap air 2 gram
sisanya tersebut lah yang menjadi awan atau dengan kata lain2 gram tersebut terkondensasi menjadi awan.
-
Sedangkan pada wadah B karena mengalami
pengurangan uap air, seperti yang dijelaskan diatas bahwa pada suhu 30 derajat celcius dia membutuhkan
uap air sebesar 12 gram karena mengalami pengurangan maka uap air yang 10 gram
tersebut akan tertahan atau tidak terjadi pembentukan awan.
Sebelum ke topic, mari kita
memahami apa yang namanya RH, disini saya akan menjelaskan secara fisis biar
lebih ilmiah dan ada hitung-hitungannya ( I luv math ^^)
Kelembaban relatif (RH)
Adalah perbandingan antara
kelembaban aktual dengan kapasitas udara. Bila kelembaban aktual dinyatakan
dengan tekanan uap air aktual (ea ) dan kapasitas udara utk
menampung uap air tersebut mrpk tekanan uap air jenuh (es )
RH = ea / es X 100 %.
Tekanan uap jenuh tgt suhu udara, semakin tinggi suhu udara, maka
kapasitas utk menampung uap air makin meningkat
-
Bila RH 100% maka, ea = es
-
Es tergantung pada suhu udara (T)
-
Makin tinggi T, kapasitas untuk menampung uap
air/ es meningkat.
-
Pada ea yang tetap, RH akan lebih
kecil bila suhu udara meningkat, sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara
rendah.
Bagaimana Kejadian Subuh Hari
yang ada awan terus tiba-tiba pagi harinya awan tersebut menghilang??
Pada saat subuh hari kemungkinan
suhu mencapai jenuh lebih rendah dibandingkan pada saat pagi harinya, misalnya
pada saat subuh hari dia bisa mencapai jenuh pada suhu 20 derajat celcius
dengan jumlah molekul sebesar 15 gram, ketika terjadi penambahan uap air sebesar
3 gram maka uap air tersebut menjadi awan, akan tetapi pada saat pagi hari
dimana suhunya meningkat dan seperti yang dijelaskan diatas bahwa semakin
tinggi suhu maka kapasitas menampung uap air semakin meningkat maka apabila
yang tadinya dia bisa jenuh pada suhu 20 derajat celcius dengan jumlah uap air
sebesar 15 gram pada pagi hari dimana suhunya kita asumsikan menjadi 25 derajat celcius maka dengan suhu
lebih besar tersebut kapasitas menampungnya akan lebih besar, kita misalkan
kapasitasnya 20 gram maka yang semula jenuhnya sebesar 15 gram kemudian
ditambahkan 3 gram yang menjadi awan (total 18 gram) maka uap air yang 3 gram
yang telah terbentuk menjadi awan tersebut menguap lagi disebabkan penambahan
suhu dimana pada saat pagi hari yang bersuhu 25 derajat celcius dia membutuhkan
uap air sebesar 20 gram untuk jenuh saja sedangkan yang tersedia hanya 18
gram. Otomatis awan yang terbentuk
sebesar 3 gram tadi akan hilang.
Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa mekanisme pembentukan Awan adalah :
-
T tetap, Uap Air Bertambah
-
Uap air tetap, T berkurang
-
T turun, Uap air meningkat
Kesimpulan diatas berdasarkan
pendapat Dosen Kece Klimat, Pak tamto
Terima kasih sudah membaca.. ^^
Komentar